Saturday, April 20, 2024
30.7 C
Jayapura

PKBM Diminta Kembalikan Dana Sisa Ujian

Thiasoni Betaubun, SSos, MM, MPd.    ( FOTO : Sulo/Cepos )

MERAUKE-Dinas Pendidikan  dan Kebudayaan Kabupaten Merauke  meminta Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) yang ada di Kabupaten   Merauke  untuk dapat mengembalikan  sisa dana  ujian sekolah dan nasional  yang diturunkan Pemerintah Kabupaten Merauke ke setiap PKBM  yang ada di Merauke. 

  “Kami sudah buat radiogram  untuk diumumkan di RRI agar  dana ujian  yang tidak digunakan untuk  dikembalikan ke kas  daerah,’’ kata  Thiasoni Betaubun, S.Sos, MM, M.Pd  ketika ditemui media ini, Rabu (7/8).   

      Thiasoni menjelaskan  bahwa laporan   yang  pihaknya  terima  bahwa jumlah peserta Ujian  Nasional tersebut baik  Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA  sebanyak 1.094  orang. Namun   fakta lapangan, kata  Thiasoni, jumlah siswa yang mengikuti ujian   hanya setengah dari  jumlah  yang dilaporkan tersebut. 

Baca Juga :  Kasus Korupsi Tak Kunjung Tahap II, Berkas Dikembalikan ke Penyidik

   Sementara  pemerintah Kabupaten Merauke  melalui Dinas   Pendidikan  dan Kebudayaan telah mengalokasikan  bantuan ujian nasional  untuk Paket A sebesar Rp 800 ribu, Paket B sebesar Rp 1 juta dan Paket C sebesar  Rp 1,5 juta. ‘’Untuk   bantuan biaya  ujian seluruhnya dari APBD Kabupaten Merauke,’’ jelasnya.    

    Menurut Thiasoni, selain   bantuan biaya  ujian nasional  yang diberikan tersebut,   juga ada bantuan BOP  atau bantuan operasional sekolah. Dimana  setiap siswa diberikan bantuan  Pendidikan yang  bersumber dari APBN. Untuk Paket C,   kata dia, diberikan BOP sebesar  Rp 1,5 juta setiap anak pertahun. Kemudian  Paket B diberikan bantuan BOP sebesar Rp 1 juta setiap anak pertahun dan untuk Paket A  diberikan BOP sebesar Rp 800 ribu setiap anak pertahun.     

Baca Juga :  Anggota KSTB Kodap V Serahkan Senpi Jenis Engkeloop

  “Ini sementara   kita melakukan pengecekan  data apakah  data warga belajar  yang ada di setiap PKBM yang dilaporkan kepada kita sesuai dengan  fakta yang  ada,’’ tandasnya. 

  Menurut dia, proses belajar mengajar  untuk setiap PKBM  tersebut harus berjalan sesuai dengan aturan Pendidikan yang berlaku. ‘’Ya, kalau     nanti ada ditemukan   tidak sesuai dengan  jumlah warga belajar yang ada, maka tentunya   harus dikembalikan ke   kas negara,’’ tandasnya. (ulo/tri)   

Thiasoni Betaubun, SSos, MM, MPd.    ( FOTO : Sulo/Cepos )

MERAUKE-Dinas Pendidikan  dan Kebudayaan Kabupaten Merauke  meminta Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) yang ada di Kabupaten   Merauke  untuk dapat mengembalikan  sisa dana  ujian sekolah dan nasional  yang diturunkan Pemerintah Kabupaten Merauke ke setiap PKBM  yang ada di Merauke. 

  “Kami sudah buat radiogram  untuk diumumkan di RRI agar  dana ujian  yang tidak digunakan untuk  dikembalikan ke kas  daerah,’’ kata  Thiasoni Betaubun, S.Sos, MM, M.Pd  ketika ditemui media ini, Rabu (7/8).   

      Thiasoni menjelaskan  bahwa laporan   yang  pihaknya  terima  bahwa jumlah peserta Ujian  Nasional tersebut baik  Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA  sebanyak 1.094  orang. Namun   fakta lapangan, kata  Thiasoni, jumlah siswa yang mengikuti ujian   hanya setengah dari  jumlah  yang dilaporkan tersebut. 

Baca Juga :  Dorong 4 Kampung Komunitas Adat Terpencil   

   Sementara  pemerintah Kabupaten Merauke  melalui Dinas   Pendidikan  dan Kebudayaan telah mengalokasikan  bantuan ujian nasional  untuk Paket A sebesar Rp 800 ribu, Paket B sebesar Rp 1 juta dan Paket C sebesar  Rp 1,5 juta. ‘’Untuk   bantuan biaya  ujian seluruhnya dari APBD Kabupaten Merauke,’’ jelasnya.    

    Menurut Thiasoni, selain   bantuan biaya  ujian nasional  yang diberikan tersebut,   juga ada bantuan BOP  atau bantuan operasional sekolah. Dimana  setiap siswa diberikan bantuan  Pendidikan yang  bersumber dari APBN. Untuk Paket C,   kata dia, diberikan BOP sebesar  Rp 1,5 juta setiap anak pertahun. Kemudian  Paket B diberikan bantuan BOP sebesar Rp 1 juta setiap anak pertahun dan untuk Paket A  diberikan BOP sebesar Rp 800 ribu setiap anak pertahun.     

Baca Juga :  Seorang ABK KMN Nur Falaah Ditemukan Tak Bernyawa

  “Ini sementara   kita melakukan pengecekan  data apakah  data warga belajar  yang ada di setiap PKBM yang dilaporkan kepada kita sesuai dengan  fakta yang  ada,’’ tandasnya. 

  Menurut dia, proses belajar mengajar  untuk setiap PKBM  tersebut harus berjalan sesuai dengan aturan Pendidikan yang berlaku. ‘’Ya, kalau     nanti ada ditemukan   tidak sesuai dengan  jumlah warga belajar yang ada, maka tentunya   harus dikembalikan ke   kas negara,’’ tandasnya. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya