Friday, July 18, 2025
23.8 C
Jayapura

Nakes Dievakuasi ke Mimika Untuk Dimintai Keterangan

  Bayu  membenarkan, bahwa pilot tersebut ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) namun belum diketahui pada bagian tubuh mana ia ditembak.  “Saya juga belum membaca perkenaan tambaknya dimana, namun beberapa saksi mengatakan bahwa pilot memang ditembak oleh KKB dan jenazahnya ditemukan dalam kondisi di kokpit pilot,” ungkapnya.

   Ia juga membenarkan bahwa helikopter dengan pilot  Mr. Glen Malcolm Conning dibakar oleh KKB, namun hanya pada bagian tempat duduk penumpang.  Sementara itu, pihak operator penerbangan PT Intan Angkasa sampai kemarin tidak ingin memberikan keterangan terkait insiden tersebut.

  Sementara itu, salah satu tenaga kesehatan (Nakes) yang merupakan penumpang helikopter Hughes 369E milik PT Intan Angkasa Air Service register PK-IWN atas nama Hasmaya mengungkapkan kesaksiannya atas penembakan KKB  terhadap helikopter yang dipiloti almarhum Glen Malcolm Conning saat mendarat di Distrik Alama.

Baca Juga :  Dorong Sinergitas TNI-Polri dengan Pemda
Penumpang Helikopter Hughes 369E milik PT Intan Angkasa Air Service register PK-IWN, Hasmaya.  (Foto/Istimewa)

   Hasmaya menjelaskan, peristiwa yang terjadi di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (5/8) kemarin, terjadi saat helikopter yang ia tumpangi tersebut tiba di landasan Alama.

   Beberapa saat setelah mendarat, terdengar satu kali tembakan dari arah kali. Karena kaget bercampur takut mendengar bunyi tembakan, Hasmaya pun bergegas lari menyelamatkan diri ke arah Puskesmas.

  “Sempat pilot bukakan saya pintu toh, baru saya turun sudah langkah kedua begitu, dorang (mereka) dari bawah tembakkan kita peringatan toh. Pertama satu kali, saya jalan karena dengar tembakan itu saya lari. Itu sudah banyak kali (bunyi tembakan-red),” ungkapnya saat ditemui wartawan di Lanud Yohanis Kapiyau, Selasa (6/8) sore.

   Hasmaya mengaku, setelah berhasil menyelamatkan diri bersama anaknya yang masih balita ke Puskesmas Alama, mereka kemudian berkumpul di rumah seorang Pendeta. Hasmaya mengaku sebagai tenaga kesehatan yang bertugas di Distrik Alama sejak 2018 lalu.

Baca Juga :  Negara Abai Dengan Kasus Pelanggaran HAM di Papua

  Ia dan anaknya merupakan dua orang penumpang yang ikut serta dalam rombongan helikopter yang disewa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika untuk mengantar tenaga kesehatan dari Mimika menuju Distrik Alama.

  Setelah insiden penembakan dan pembunuhan terhadap pilot Glen Malcolm Conning, para tenaga kesehatan dan guru yang bertugas di wilayah tersebut kemudian dievakuasi ke Mimika menggunakan helikopter Caracal milik TNI Angkatan Udara.

   Setibanya mereka di landasan Lanud Yohanis Kapiyau, belasan nakes dan guru itu pun kemudian mendapat trauma healing dari aparat TNI-Polri dan tim medis yang sudah disiagakan. (mww/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

  Bayu  membenarkan, bahwa pilot tersebut ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) namun belum diketahui pada bagian tubuh mana ia ditembak.  “Saya juga belum membaca perkenaan tambaknya dimana, namun beberapa saksi mengatakan bahwa pilot memang ditembak oleh KKB dan jenazahnya ditemukan dalam kondisi di kokpit pilot,” ungkapnya.

   Ia juga membenarkan bahwa helikopter dengan pilot  Mr. Glen Malcolm Conning dibakar oleh KKB, namun hanya pada bagian tempat duduk penumpang.  Sementara itu, pihak operator penerbangan PT Intan Angkasa sampai kemarin tidak ingin memberikan keterangan terkait insiden tersebut.

  Sementara itu, salah satu tenaga kesehatan (Nakes) yang merupakan penumpang helikopter Hughes 369E milik PT Intan Angkasa Air Service register PK-IWN atas nama Hasmaya mengungkapkan kesaksiannya atas penembakan KKB  terhadap helikopter yang dipiloti almarhum Glen Malcolm Conning saat mendarat di Distrik Alama.

Baca Juga :  Merayap Masuki Pos TNI, Satu Terduga KST Dibekuk
Penumpang Helikopter Hughes 369E milik PT Intan Angkasa Air Service register PK-IWN, Hasmaya.  (Foto/Istimewa)

   Hasmaya menjelaskan, peristiwa yang terjadi di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (5/8) kemarin, terjadi saat helikopter yang ia tumpangi tersebut tiba di landasan Alama.

   Beberapa saat setelah mendarat, terdengar satu kali tembakan dari arah kali. Karena kaget bercampur takut mendengar bunyi tembakan, Hasmaya pun bergegas lari menyelamatkan diri ke arah Puskesmas.

  “Sempat pilot bukakan saya pintu toh, baru saya turun sudah langkah kedua begitu, dorang (mereka) dari bawah tembakkan kita peringatan toh. Pertama satu kali, saya jalan karena dengar tembakan itu saya lari. Itu sudah banyak kali (bunyi tembakan-red),” ungkapnya saat ditemui wartawan di Lanud Yohanis Kapiyau, Selasa (6/8) sore.

   Hasmaya mengaku, setelah berhasil menyelamatkan diri bersama anaknya yang masih balita ke Puskesmas Alama, mereka kemudian berkumpul di rumah seorang Pendeta. Hasmaya mengaku sebagai tenaga kesehatan yang bertugas di Distrik Alama sejak 2018 lalu.

Baca Juga :  Negara Abai Dengan Kasus Pelanggaran HAM di Papua

  Ia dan anaknya merupakan dua orang penumpang yang ikut serta dalam rombongan helikopter yang disewa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika untuk mengantar tenaga kesehatan dari Mimika menuju Distrik Alama.

  Setelah insiden penembakan dan pembunuhan terhadap pilot Glen Malcolm Conning, para tenaga kesehatan dan guru yang bertugas di wilayah tersebut kemudian dievakuasi ke Mimika menggunakan helikopter Caracal milik TNI Angkatan Udara.

   Setibanya mereka di landasan Lanud Yohanis Kapiyau, belasan nakes dan guru itu pun kemudian mendapat trauma healing dari aparat TNI-Polri dan tim medis yang sudah disiagakan. (mww/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya