Sunday, April 21, 2024
25.7 C
Jayapura

Terima Kasih Tipa dan Bochi

JAYAPURA-Terdepaknya Boaz Solossa dan Yustinus Pae dari skuad Persipura Jayapura musim ini menjadi kabar yang mengejutkan para pecinta sepakbola tanah air, khususnya bagi masyarakat Papua. 

Bagaimana tidak, kedua pemain tersebut selalu menjadi pilar Persipura dalam satu dekade lebih, dan berandil dalam sederet gelar juara Persipura.

Boaz dan Tipa harus bercerai dengan Persipura akibat buntut dari tindakan indisipliner yang tidak bisa ditolerir oleh manajemen Persipura. Mengejutkan memang, tapi itu adalah salah satu kebijakan yang memang harus diambil oleh manajemen Persipura.

Secara kebutuhan tim, melepas Boaz dan Tipa merupakan sebuah pertaruhan yang dilakukan oleh manajemen Persipura. Nyatanya, Bochi dan Tipa hingga kompetisi Liga I 2020 (sebelum dibatalkan) masih menjadi pilihan utama. 

Bahkan, posisi mereka tidak pernah tergantikan. Bukan soal tak ingin dicadangkan, namun para pemain muda nyatanya belum mampu bersaing dengan kedua pilar Mutiara Hitam itu.

Secara fisik, mungkin mereka sudah berada di usia senja karir, Boaz kini berusia 35 tahun dan Tipa 38 tahun. Tapi pengalaman mereka di lapangan dapat menuntun para pemain Persipura yang notabene dihuni oleh talenta-talenta muda yang masih miskin pengalaman. 

Intensitas kompetisi Liga 1 Indonesia membutuhkan pemain segudang pengalaman untuk bisa mengimbangi permainan dalam tim.

Sejatinya, Boaz menjalani debutnya bersama Persipura sejak tahun 2004 silam. Di pentas kompetisi profesional tanah air, Boaz merupakan pemain yang dikenal paling setia bersama Persipura. Sayangnya, cintanya bersama Persipura harus kandas, tepat 17 tahun bersama Persipura.

Ya, 17 tahun bukanlah waktu singkat bagi Boaz, deretan prestasi pun telah direngkuh Boaz bersama tim berjuluk Mutiara Hitam itu. Boaz memiliki peran penting dalam empat gelar juara (2005, 2009, 2011 dan 2013) yang diraih oleh Persipura. 

Baca Juga :  Komnas HAM Tagih Janji Kodam

Tak hanya prestasi bersama klub, Boaz juga menahbiskan dirinya sebagai raja lapangan hijau dengan merengkuh gelar juara individu. Adik kandung Ortizan Solossa itu tiga kali didapuk sebagai pemain terbaik Indonesia pada musim 2009, 2011 dan 2013. 

Di tahun yang sama, bapak lima anak itu juga ganjar tiga kali sebagai pencetak gol terbanyak. Top skor Djarum Indonesia Super League 2008/2009 dengan 28 gol, Djarum Indonesia Super League 2011 dan top skor Liga Super Indonesia 2013 dengan 25 gol.

Deretan prestasi yang diraih oleh Boaz menjadikan dirinya sebagai satu-satunya pemain Indonesia yang mampu mencatatkan sejarah prestisius di pentas sepakbola Indonesia. Bahkan Boaz dilabeli sebagai Bocah Ajaib Indonesia.

Boaz juga di setiap musim selalu menjadi ujung tombak bagi pasukan Merah Hitam, konsistensi juga selalu ditunjukan Boaz setiap musim. 

Hampir setiap musim, Boaz selalu menjadi top skor bagi klub. Dia bahkan mampu bersaing dengan stiker yang datang silih berganti di Persipura.

Sama halnya dengan Tipa, meski usianya kini berada pada angka 38 tahun, tapi posisi back sayap kanan sampai saat ini belum tergantikan. Meski Persipura berganti pelatih, tapi Tipa masih selalu menjadi pilihan utama. 

Terhitung sejak 2007 silam hingga kini, Tipa telah bermain selama 14 tahun, dan sebagai bek kanan terlama yang pernah dimiliki Persipura 

Soal gelar juara, Tipa juga menjadi bagian sejarah juara Persipura. Ia sudah tiga kali mengantarkan Persipura meraih gelar juara (2009, 2011 dan 2013). Tentu hal itu akan menjadi tugas berat bagi sang juru taktik Persipura Jayapura, Jacksen Tiago. Pasalnya posisi yang ditinggal oleh Tipa nyaris tak pernah tergantikan selama satu dekade lebih.

Baca Juga :  Nasib Kompetisi Belum Diputuskan

Namun disisi lain, tindakan indisipliner yang sudah dilakukan kedua roh Merah Hitam itu mungkin menjadi suatu tindakan yang tidak bisa ditolerir oleh manajemen Persipura yang berujung pada pencoretan. Tapi apakah Persipura sudah benar-benar siap kehilangan Boaz dan Tipa, dua pemain yang juga menjadi panutan para pemain muda dalam tim?.

“Dengan sangat berat kami telah memutuskan untuk melepas kedua pemain, Bochi dan Tipa. Kami sangat hormati dan hargai kalian berdua, dan terima kasih atas kebersamaan selama ini. Tidak tertutup kemungkinan suatu saat Tuhan menyatukan kita kembali, kami doakan yang terbaik buat Bochi dan Tipa di klub yang baru,” ungkap Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tomi Mano dalam rilisnya yang diterima Cenderawasih Pos, Senin (5/7) malam.

“Pemain dengan kualitas seperti mereka akan gampang dapatkan tempat, klub seperti kami justru akan kesulitan dapatkan pemain sekualitas mereka, tetapi ada yang harus kami jaga juga, yaitu tim ini, pelatih, pemain, ofisial dan suasana harus kondusif, inilah yang harus kami tetapkan untuk kebaikan bersama,” ujar Tomi Mano.

Sebelumnya, salah satu legenda hidup Persipura Jayapura, Kamasan Jack Komboy menilai jika peran pemain senior Persipura (Boaz, Tipa, Ricardo dan Ian) masih sangat penting dalam tim Persipura Jayapura.

“Mereka belum selesai, mereka masih punya tanggung jawab dimana tugas mereka memotivasi dan membimbing tim ini, karena para junior ini belum bisa dilepas, masih tergantung pada dukungan dari pemain senior,” ungkap Jack Komboy belum lama ini. (eri/nat)

JAYAPURA-Terdepaknya Boaz Solossa dan Yustinus Pae dari skuad Persipura Jayapura musim ini menjadi kabar yang mengejutkan para pecinta sepakbola tanah air, khususnya bagi masyarakat Papua. 

Bagaimana tidak, kedua pemain tersebut selalu menjadi pilar Persipura dalam satu dekade lebih, dan berandil dalam sederet gelar juara Persipura.

Boaz dan Tipa harus bercerai dengan Persipura akibat buntut dari tindakan indisipliner yang tidak bisa ditolerir oleh manajemen Persipura. Mengejutkan memang, tapi itu adalah salah satu kebijakan yang memang harus diambil oleh manajemen Persipura.

Secara kebutuhan tim, melepas Boaz dan Tipa merupakan sebuah pertaruhan yang dilakukan oleh manajemen Persipura. Nyatanya, Bochi dan Tipa hingga kompetisi Liga I 2020 (sebelum dibatalkan) masih menjadi pilihan utama. 

Bahkan, posisi mereka tidak pernah tergantikan. Bukan soal tak ingin dicadangkan, namun para pemain muda nyatanya belum mampu bersaing dengan kedua pilar Mutiara Hitam itu.

Secara fisik, mungkin mereka sudah berada di usia senja karir, Boaz kini berusia 35 tahun dan Tipa 38 tahun. Tapi pengalaman mereka di lapangan dapat menuntun para pemain Persipura yang notabene dihuni oleh talenta-talenta muda yang masih miskin pengalaman. 

Intensitas kompetisi Liga 1 Indonesia membutuhkan pemain segudang pengalaman untuk bisa mengimbangi permainan dalam tim.

Sejatinya, Boaz menjalani debutnya bersama Persipura sejak tahun 2004 silam. Di pentas kompetisi profesional tanah air, Boaz merupakan pemain yang dikenal paling setia bersama Persipura. Sayangnya, cintanya bersama Persipura harus kandas, tepat 17 tahun bersama Persipura.

Ya, 17 tahun bukanlah waktu singkat bagi Boaz, deretan prestasi pun telah direngkuh Boaz bersama tim berjuluk Mutiara Hitam itu. Boaz memiliki peran penting dalam empat gelar juara (2005, 2009, 2011 dan 2013) yang diraih oleh Persipura. 

Baca Juga :  Tibo Brace, Persipura Lanjutkan Tren Positif

Tak hanya prestasi bersama klub, Boaz juga menahbiskan dirinya sebagai raja lapangan hijau dengan merengkuh gelar juara individu. Adik kandung Ortizan Solossa itu tiga kali didapuk sebagai pemain terbaik Indonesia pada musim 2009, 2011 dan 2013. 

Di tahun yang sama, bapak lima anak itu juga ganjar tiga kali sebagai pencetak gol terbanyak. Top skor Djarum Indonesia Super League 2008/2009 dengan 28 gol, Djarum Indonesia Super League 2011 dan top skor Liga Super Indonesia 2013 dengan 25 gol.

Deretan prestasi yang diraih oleh Boaz menjadikan dirinya sebagai satu-satunya pemain Indonesia yang mampu mencatatkan sejarah prestisius di pentas sepakbola Indonesia. Bahkan Boaz dilabeli sebagai Bocah Ajaib Indonesia.

Boaz juga di setiap musim selalu menjadi ujung tombak bagi pasukan Merah Hitam, konsistensi juga selalu ditunjukan Boaz setiap musim. 

Hampir setiap musim, Boaz selalu menjadi top skor bagi klub. Dia bahkan mampu bersaing dengan stiker yang datang silih berganti di Persipura.

Sama halnya dengan Tipa, meski usianya kini berada pada angka 38 tahun, tapi posisi back sayap kanan sampai saat ini belum tergantikan. Meski Persipura berganti pelatih, tapi Tipa masih selalu menjadi pilihan utama. 

Terhitung sejak 2007 silam hingga kini, Tipa telah bermain selama 14 tahun, dan sebagai bek kanan terlama yang pernah dimiliki Persipura 

Soal gelar juara, Tipa juga menjadi bagian sejarah juara Persipura. Ia sudah tiga kali mengantarkan Persipura meraih gelar juara (2009, 2011 dan 2013). Tentu hal itu akan menjadi tugas berat bagi sang juru taktik Persipura Jayapura, Jacksen Tiago. Pasalnya posisi yang ditinggal oleh Tipa nyaris tak pernah tergantikan selama satu dekade lebih.

Baca Juga :  Di Nduga, Anak dan Bapak Diduga Ditembak Oknum Aparat

Namun disisi lain, tindakan indisipliner yang sudah dilakukan kedua roh Merah Hitam itu mungkin menjadi suatu tindakan yang tidak bisa ditolerir oleh manajemen Persipura yang berujung pada pencoretan. Tapi apakah Persipura sudah benar-benar siap kehilangan Boaz dan Tipa, dua pemain yang juga menjadi panutan para pemain muda dalam tim?.

“Dengan sangat berat kami telah memutuskan untuk melepas kedua pemain, Bochi dan Tipa. Kami sangat hormati dan hargai kalian berdua, dan terima kasih atas kebersamaan selama ini. Tidak tertutup kemungkinan suatu saat Tuhan menyatukan kita kembali, kami doakan yang terbaik buat Bochi dan Tipa di klub yang baru,” ungkap Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tomi Mano dalam rilisnya yang diterima Cenderawasih Pos, Senin (5/7) malam.

“Pemain dengan kualitas seperti mereka akan gampang dapatkan tempat, klub seperti kami justru akan kesulitan dapatkan pemain sekualitas mereka, tetapi ada yang harus kami jaga juga, yaitu tim ini, pelatih, pemain, ofisial dan suasana harus kondusif, inilah yang harus kami tetapkan untuk kebaikan bersama,” ujar Tomi Mano.

Sebelumnya, salah satu legenda hidup Persipura Jayapura, Kamasan Jack Komboy menilai jika peran pemain senior Persipura (Boaz, Tipa, Ricardo dan Ian) masih sangat penting dalam tim Persipura Jayapura.

“Mereka belum selesai, mereka masih punya tanggung jawab dimana tugas mereka memotivasi dan membimbing tim ini, karena para junior ini belum bisa dilepas, masih tergantung pada dukungan dari pemain senior,” ungkap Jack Komboy belum lama ini. (eri/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya