Thursday, April 25, 2024
33.7 C
Jayapura

Gebrakan Pertama, BTM Datangkan Rp 12,6 M Untuk Bangun Rumah

Untuk Percepat Pembangunan 76 Unit Rumah Korban Banjir Bandang di Sentani

SENTANI-Kementerian Sosial Republik Indonesia kembali menyerahkan dana senilai  lebih dari Rp 12 miliar untuk mempercepat proses pembangunan 76 unit rumah bagi warga korban bencana banjir bandang pada Maret 2019 di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Dana tersebut diserahkan oleh Direktur Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan, Kemensos RI, Juena Sitepu melalui Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Rehabilitasi Sosial, Kemensos RI, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., kepada perwakilan penerima manfaat di Hotel Suni Garden Lake Sentani, Sabtu (4/6).

Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Rehabilitasi Sosial, Kemensos RI, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., mengatakan, dana sebesar Rp 12,6 miliar yang kembali digelontorkan dari Kemensos RI itu merupakan salah satu gebrakan pertama yang dilakukan dirinya sejak mendapatkan amanah menjalankan tugasnya sebagai Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Rehabilitasi Sosial khusus di wilayah Papua, Maluku dan NTT. Dimana dirinya ditugaskan untuk bagaimana memastikan percepatan pembangunan rumah layak huni bagi 76 korban bencana pada Maret 2019 di Sentani itu segera selesai.

Baca Juga :  Program Gabus Konsisten Dilakukan 

“Ini gebrakan pertama yang saya lakukan setelah saya diberikan tanggung jawab sebagai tenaga ahli. Saya harus memastikan, rumah ini secepatnya dibangun. Karena itu, hasil tinjauan sebelumnya kami laporkan ke pusat termasuk apa saja yang dibutuhkan. Sehingga tidak lama, sehari kemudian dana langsung turun,” ujarnya.

Dikatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial sedang konsen untuk membangun Papua. Terutama untuk menyelesaikan proses pembangunan rumah bantuan bencana bagi korban banjir bandang tahun 2019.

“Nanti pada tanggal 1 Agustus, Presiden RI yang akan datang meresmikan rumah bantuan ini, sekaligus panen raya untuk hasil pertanian dan peternakanya. Karena itu harus dipercepat,” ujarnya.

Mantan Wali Kota Jayapura dua periode ini menambahkan pemanfaatan uang ini akan terus diawasi oleh pihaknya dan juga meminta kepada pihak pengelola untuk mempercepat proses pembangunan rumah tersebut sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Di tempat yang sama, Direktur Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan, Kemensos RI, Juena Sitepu mengatakan,  dana hibah tersebut berasal dari Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk membantu proses pembangunan rumah layak ini bagi 76 keluarga korban bencana banjir bandang pada Maret 2019 di Sentani. “Kami berharap pembangunan rumah ini, 1 Agustus itu sudah selesai.  Selain pembangunan rumah Kementerian Sosial juga sudah menyiapkan lahan untuk pemberdayaannya,” katanya.

Baca Juga :  Geisler Ap Siap Persembahkan Gelar Bagi Gubernur dan Masyarakat Papua

Untuk program pemberdayaan ini terutama terkait dengan lahan pertanian,  usaha peternakan seperti ayam petelur dan babi.  Program itu diharapkan seluruh masyarakat korban bencana yang tinggal di kawasan baru itu nanti, bisa langsung mempunyai usaha.  Selain mereka menyiapkan tempat tinggal yang layak, pemerintah juga menyiapkan tempat usahanya.

Diketahui penyaluran perdana untuk pembangunan rumah bantuan itu sudah dilakukan dalam empat tahap.  Tahap pertama pencairan untuk pembelian tanah,  pencairan kedua untuk membangun 10 unit rumah yang saat ini sudah selesai,  tahap ketiga dan keempat untuk menyelesaikan pembangunan 66 unit rumah.  Total bantuan yang digelontorkan untuk pembangunan paket bantuan rumah dan program pemberdayaan itu sebesar Rp 23,4 miliar lebih. (roy/nat)

Untuk Percepat Pembangunan 76 Unit Rumah Korban Banjir Bandang di Sentani

SENTANI-Kementerian Sosial Republik Indonesia kembali menyerahkan dana senilai  lebih dari Rp 12 miliar untuk mempercepat proses pembangunan 76 unit rumah bagi warga korban bencana banjir bandang pada Maret 2019 di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Dana tersebut diserahkan oleh Direktur Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan, Kemensos RI, Juena Sitepu melalui Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Rehabilitasi Sosial, Kemensos RI, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., kepada perwakilan penerima manfaat di Hotel Suni Garden Lake Sentani, Sabtu (4/6).

Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Rehabilitasi Sosial, Kemensos RI, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., mengatakan, dana sebesar Rp 12,6 miliar yang kembali digelontorkan dari Kemensos RI itu merupakan salah satu gebrakan pertama yang dilakukan dirinya sejak mendapatkan amanah menjalankan tugasnya sebagai Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Rehabilitasi Sosial khusus di wilayah Papua, Maluku dan NTT. Dimana dirinya ditugaskan untuk bagaimana memastikan percepatan pembangunan rumah layak huni bagi 76 korban bencana pada Maret 2019 di Sentani itu segera selesai.

Baca Juga :  Dua Oknum TNI Dugaan Pelaku Pemerkosaan Ditahan di Pomdam

“Ini gebrakan pertama yang saya lakukan setelah saya diberikan tanggung jawab sebagai tenaga ahli. Saya harus memastikan, rumah ini secepatnya dibangun. Karena itu, hasil tinjauan sebelumnya kami laporkan ke pusat termasuk apa saja yang dibutuhkan. Sehingga tidak lama, sehari kemudian dana langsung turun,” ujarnya.

Dikatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial sedang konsen untuk membangun Papua. Terutama untuk menyelesaikan proses pembangunan rumah bantuan bencana bagi korban banjir bandang tahun 2019.

“Nanti pada tanggal 1 Agustus, Presiden RI yang akan datang meresmikan rumah bantuan ini, sekaligus panen raya untuk hasil pertanian dan peternakanya. Karena itu harus dipercepat,” ujarnya.

Mantan Wali Kota Jayapura dua periode ini menambahkan pemanfaatan uang ini akan terus diawasi oleh pihaknya dan juga meminta kepada pihak pengelola untuk mempercepat proses pembangunan rumah tersebut sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Di tempat yang sama, Direktur Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan, Kemensos RI, Juena Sitepu mengatakan,  dana hibah tersebut berasal dari Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk membantu proses pembangunan rumah layak ini bagi 76 keluarga korban bencana banjir bandang pada Maret 2019 di Sentani. “Kami berharap pembangunan rumah ini, 1 Agustus itu sudah selesai.  Selain pembangunan rumah Kementerian Sosial juga sudah menyiapkan lahan untuk pemberdayaannya,” katanya.

Baca Juga :  Perkuat Peran Penyuluh Pertanian dengan Lakukan Konsolidasi

Untuk program pemberdayaan ini terutama terkait dengan lahan pertanian,  usaha peternakan seperti ayam petelur dan babi.  Program itu diharapkan seluruh masyarakat korban bencana yang tinggal di kawasan baru itu nanti, bisa langsung mempunyai usaha.  Selain mereka menyiapkan tempat tinggal yang layak, pemerintah juga menyiapkan tempat usahanya.

Diketahui penyaluran perdana untuk pembangunan rumah bantuan itu sudah dilakukan dalam empat tahap.  Tahap pertama pencairan untuk pembelian tanah,  pencairan kedua untuk membangun 10 unit rumah yang saat ini sudah selesai,  tahap ketiga dan keempat untuk menyelesaikan pembangunan 66 unit rumah.  Total bantuan yang digelontorkan untuk pembangunan paket bantuan rumah dan program pemberdayaan itu sebesar Rp 23,4 miliar lebih. (roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya